Sabtu, 21 November 2015

Sejarah Jurnalistik

Sejarah Jurnalistik dimulai 60 tahun Sebelum Masehi (SM) di zaman Romawi kuno. Ketika itu sudah muncul media untuk pernyataan umum yang kemudian dikenal sebagai surat kabar. Media tersebut diberi nama Acta Senatus atau Acta Diurna Populi Romawi. Acta Diurna Popali Romawi yang disingkat menjadi Acta Senatus terbit setiap hari dan isinya memuat pengumuman dari Kaisar Roma dan berita-berita kegiatan kekaisaran lainnya yang ditempel atau dipasang di pusat kota yang disebut Forum Romanum (Stadion Romawi). Pada mulanya Acta Diurna ditulis di atas meja dan setiap orang yang melintasinya dapat membacanya. Mereka yang sering membaca Acta Diurna di meja itu semakin banyak jumlahnya. Orang yang tidak mendapat kesempatan membaca langsung di sana ataupun tidak sempat datang ke Roma untuk mengunjungi meja itu dapat memesan kepada orang lain untuk mencatat isi beritanya. Orang yang mencatat itu disebut Actuari atau pencatat berita.
Setiap hari, jumlah para Actuari semakin membludak. Untuk itu, Acta Diurna akhirnya dibacakan tiap pagi selama dua jam oleh pegawai istana. Isinya juga semakin lengkap dan beragam menyangkut antara lain berita pertukaran pejabat istana, perpindahan pegawai, kunjungan resmi pejabat, undangan kaisar, berita keluarga, upacara kerajaan, termasuk mengenai pertunjukan sirkus. Perkembangan selanjutnya ditulis dan ditempel di Forum Romanum.
Acta Diurna diterbitkan oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan ternyata tetap bertahan selama empat abad sampai runtuhnya kekaisaran Roma pada tahun 476 Masehi. Di zaman kekaisaran Augustus cara penyampaian berita banyak diperbaiki, yaitu melalui cara beranting (estafet). Para pakar menyebut masa sebelum Acta Diurna sebagai Masa Prajurnalis dan masa setelah Acta Diurna sebagai Masa Jurnalis.
Sumber lain mengatakan bahwa Caesar sebenarnya hanya meneruskan dan mengembangkan tradisi yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Saat itu, atas peritah Raja Imam Agung, segala kejadian penting dicatat pada “Annals”, yakni papan tulis yang digantungkan di serambi rumah. Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya. Saat berkuasa, Julius Caesar memerintahkan agar hasil sidang dan kegiatan para anggota senat setiap hari diumumkan pada “Acta Diurna”. Demikian pula berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya. Papan pengumuman itu ditempelkan di Forum Romanum untuk diketahui oleh umum. Berita di Acta Diurna kemudian disebarluaskan. Saat itulah muncul para Diurnarii, yakni orang-orang yang bekerja membuat catatan-catatan tentang hasil rapat senat dari papan Acta Diurna itu setiap hari, untuk para tuan tanah dan para hartawan.
Dari kata Acta Diurna inilah secara harfiah kata jurnalistik berasal yakni kata “Diurnal” dalam Bahasa Latin berarti “harian” atau “setiap hari.” Diadopsi ke dalam bahasa Prancis menjadi “Du Jour” dan bahasa Inggris “Journal” yang  berarti “hari”, “catatan harian”, atau “laporan”. Dari kata “Diurnarii” muncul kata “Diurnalis” dan “Journalist” (wartawan).
 
sumber : 
1. Willing, S. (2010). Pengertian Jurnalistik. In Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita (p. 4). Jakarta: Erlangga.
2. Romli, A. (n.d.). Sejarah Jurnalistik Dunia. Retrieved October 7, 2015, from http://www.academia.edu/8895545/Sejarah_Jurnalistik_Dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar