1. Peranan Komunikasi
dalam Bisnis
peranan komunikasi dalam bisnis sangat penting, dalam berbisnis di perlukan kemampuan untuk memasarkan yang baik sehingga dapat menarik perhatian para konsumennya. komunikasi memliki 2 peranan dalam dunia bisnis yaitu sebagai alat untuk menciptakan kesamaan pengertian dan juga sebagai alat untuk menggerakan perbuatan atau reaksi pesan
(komunikator).
2. Tujuan dari komunikasi
dalam Bisnis
Secara umum ada
3 tujuan komunikasi bisnis, yaitu:
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
1. Informasi (informing)
2. Persuasi (persuading)
3. Kolaborasi (collaborating)
3. Umpan Balik dan
Bentuk-bentuknya
Dalam setiap kegiatan komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan
lambang ataupun keinginan untuk mengubah pendapat orang lain yang merupakan
juga suatu usaha untuk mengadakan hubungan sosial. Pada peristiwa lain, seorang
pimpinan menegur anak buahnya karena berbuat kesalahan sehingga anak buah
tersebut menyesali perbuatannya. Pengarahan dan teguran tersebut disamakan
dengan pesan (message), sedangkan tepukan tangan dinamakan umpan balik. Antara
umpan balik dan pesan terdapat hubungan sebab akibat (causalitas). Pesan
(message) itu dapat berbentuk bermacam-macam seperti pidato, pengarahan,
intruksi, tugas, perintah, analisis, dll. Pesan dapat juga berbentuk tulisan,
lisan, gambar-gambar dan bahkan demonstrasi atau penghargaan. Umpan balik (feed
back) pun dapat berbentuk bermacam-macam seperti hasil (pelaksanaan suatu
tugas), laporan, sikap yang timbul, pertanyaan, reaksi, dsb. Sebagaimana pesan
maka umpan balikpun dapat berupa tulisan, lisan, peragaan, dsb. Umpan balik
yang baik diperlukan syarat-syarat tertentu antara lain :
1. Umpan
balik hendaknya jujur
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
2. Umpan
balik hendaklah tentang sesuatu yang khusus dan jelas bukan sesuatu secara umum
dan kabur.
3. Umpan
balik hendaklah mengenai sesuatu dimana orang yang bersangkutan dapat berbuat
apa-apa. Umpan balik tentang sesuatu di mana orang yang bersangkutan tidak
dapat berbuat apa-apa adalah umpan balik yang tidak berguna dan malah bisa
menimbulkan perasaan mendongkol.
4. Umpan
balik hendaklah jangan bersifat penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah
judgement bukan evaluasi. Umpan balik yang bersifat penilaian yang jujur
sekalipun masih dapat menimbulkan akibat yang buruk, maka sebaiknya umpan balik
seperti itu dihindarkan.
5. Umpan
balik hendaklah deskriptif, sehingga betul-betul jelas . dalam hal ini
memerlukan gambaran apa yang dikehendaki jelas dan terang. Prinsip deskriptif
itu mengajarkan pula bahwa umpan balik hendaknya mengungkapkan juga yang baik
disamping sesuatu yang perlu diperbaiki lagi. Dalam hal ini kita sering lupa
selalu mengungkapkan yang buruk tanpa menyatakan yang baiknya sehingga jarang
sekali melihat titik-titik terang dalam pengembangan seseorang.
6. Umpan
balik hendaklah bersifat hasil oriented dan bukan person oriented. Dalam hal
ini maka yang diutamakan bukan orangnya tetapi kerjanya.
7. Umpan
balik hendaklah memperhatikan timing , tidak ada patokan tentang waktu.
2. Bentuk-bentuk Umpan Balik
Bentuk-bentuk umpan balik antara lain :
Bentuk-bentuk umpan balik antara lain :
1.
External Feedback
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
2.
Internal Feedback
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
3. Direct
Feedback atau Immediate Feedback
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
4.
Indirect Feedback atau Delaiged Feedback
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
5.
Inferential Feedback
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
6. Zero
Feedback
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
7.
Neutral Feedback
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
8.
Positive Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
9.
Negative FeedbackKomunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
4. Kesalahpahaman dalam
Berkomunikasi
Missunderstanding
(kesalahpahaman) merupakan salah satu kendala komunikasi efektif dan sangat
berpeluang menciptakan konflik. Suatu kondisi salah paham biasa dimunculkan
ketika suatu informasi yang diterima oleh seseorang memiliki makna atau esensi
yang berbeda dari yang dimaksudkan oleh si pemberi atau penyampai informasi.
Kesalahpahaman ini banyak sekali bentuknya, mulai dari hal-hal sepele dalam
kehidupan sehari-hari, sampai kesalahpahaman oleh kalangan elit politik yang
menentukan kehidupan orang banyak.
kesalahapahaman dalam berkomunikasi ini dapat memicu timbulnya masalah dalam mengembangkan pesan, munculnya keraguan tentang
isi pesan, masalah dalam menyampaikan pesan, masalah dalam menerima pesan, masalah dalam mengartikan pesan.
5. Memperbaiki Komunikasi
dalam Organisasi
Untuk
dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan, antara
lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan /
keserasian.
Komunikasi
yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan
memperhatikan tiga hal sebagai berikut:1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar